Minggu, 10 Mei 2015

Ayam Geprek

Ayam geprek, bagi sebagian teman, terutama yang sedang berhadapan dengan timbunan tagihan dan impian milyaran dolar, merupakan makanan wajib. Entah kenapa namanya ayam geprek. Apa semata karena ayamnya digeprek.
Atau karena merepresentasikan kondisi finansial penikmatnya yang terhimpit. Semacam solidaritas antara penikmat dan yang dinikmati gitu. Sungguh mengagumkan kalau memang demikian. Jika tidak pun, tetaplah terpujilah para pedagang ayam geprek. Sesungguhnya mereka telah berpartisipasi dalam penciptaan stabilitas ekonomi dan kesejahteraan masyarakat.

Jumat, 19 September 2014

Jumat, 19 September 2014

Jika digabung dengan minumnya, maka makan siang kali ini over budget, tapi karena minumannya saya beli dengan tujuan kesehatan so, is oke-lah. Lagipula, saya bangga, bisa menahan diri, makan makanan dengan harga termurah dan minum air es doang! :)
Hehe..
Habis Rp 25.211, tapi ke temen cuman bayar 25k termasuk pajak ;P (soalnya aku sudah bayar psrkir yang 2k!) Hahaha..berasa pelit amir...

Kamis, 18 September 2014

Kamis, 18 September 2014

Aksi berhemat terus berlanjut. Kata temenku, kalau mau konsisten hemat, baiknya aku makan di tempat ini dan di Bu Tutik, selang seling tiap hari. Akan tetapi, karena jalan di dekat jembatan menuju Bon Bin sedang direnovasi, Bu Tutiknya harus libur dulu.
So, this is my luch:

Termasuk teh hangat, nasi, sayur lodeh, perkedel dan sate ayam habis Rp 15.500.

Perkedel dan satenya enak. Sayang terganggu sama rasa tempe di lodehnya. Secara saya bukan penggemar tempe yang disayur, kalau tidak bisa dibilang anti tempe disayur. Saya pesan karena saya tadi alpa pada banyaknya tempe di sayur beginian. Kalau di rumah, masakan beginian  sudah dimodifikasi ibu dengan pengurangan volume tempe. Still, I am glad and proud of the value I spent today. Keep up the good work girl!

Rabu, 17 September 2014

Makan siang hari itu, tidak bisa dipisahkan dari rencana pergi ke supermarket bangunan.
Alkisah, saya perlu beli lampu dan survey bak cuci piring. Jadi, kami mengagendakan berkunjung ke BJ Home. Dan karena alurnya yang searah dengan tujuan kami, maka makan sianglah kami dengan tongseng ini:

Habis Rp 24.500 karena minumnya air mineral botol. 

Nggak apa-apa, lagi mens dan gerah banget sih. Jadi this time, ini terapi penyehatan diri, so is acceptable-lah.


Selasa, 16 September 2014

Selasa, 16 September 2014

Hari ini lumayan membanggakan. I managed speding Rp 11.500. Menunya lele goreng, sambal bawang, nasi, dan teh hangat. Padahal tadi sempet ngiler waktu liat ca jamurnya. Secara di tempat ini ca jamurnya enaakk  :)
Sayang, gak sempat foto. Habis laper banget, juga habis panas-panas karena susah nyebrangnya. Coba kalau disediakan tukang parkir yang mau bantu nyebrang kayak warung sebelah, pasti akan sangat menyenangkan. Dan mungkin bisa menjadi tempat makan favorit laen.

Senin, 15 September 2014

Senin, 15 September 2014

Siang ini, sebenernya pengen banget makan sop ayam, tapi karena satu dan lain hal, batal. Makanan yang paling mirip adalah soto.
Habis 1 mangkok, 1 gelas teh panas, dan 1 perkedel. Total Rp 16 ribu. Sudah feeling aja kalo sore nanti bakal laper lagi.

Bener aja, pulang kerja nyidam burger. Setelah galau sebentar, memilih untuk memenuhi niat hati. 

1 Mr. Sunny, 1 Hot Tea, 1 Mendoan (isi 3). Total Rp 21.500

So, total hari ini Rp 37.500.
Duh, boros. Minus Rp 17.500 dari target sehari max. 20 k.


Minggu, 14 September 2014

Berhemart

Berhemat dengan smart selalu menjadi wacanaku. Begitu terus, berulang kali. Dan berulang kali juga aku langgar.
Semoga dengan setiap hari memposting menu makan siangku dan harganya ini, aku bisa memantau pengeluaranku. Beneran deh kali ini: pengen berhemat!